Tahun-tahun dominasi Empat Raja Bulutangkis telah berakhir seiring pensiunnya Lin Dan. Tahun lalu, saat Lee Chong Wei mengumumkan bahwa ia pensiun, dunia melihat Lin Dan sebagai orang terakhir yang mempertahankan era para Legenda. Pada 4 Juli, menjadi akhirnya.

Ada tempat kosong yang terbuka setelah pensiunnya dua bintang besar bulutangkis. Sekarang, terjadilah sebuah perlombaan untuk mengisi posisi itu. Seorang Raja tidak hanya ditentukan oleh dominasinya di lapangan, tetapi juga daya tariknya di luar lapangan. Kekuatannya untuk mempromosikan olahraga ini ke dunia juga sama pentingnya dengan dominasinya di lapangan.

Berikut empat pemain yang bisa menjadi Raja bulutangkis selanjutnya.

1. Kento Momota, 25, Jepang.

Peringkat saat ini 1

Banyak yang menganggap Kento Momota sebagai Raja bulutangkis baru setelah Lin Dan. Momota sukses mengambil tempat kosong yang ditinggalkan oleh Lin Dan dan Lee Chong Wei. Bakat alami dan gaya bermainnya seringkali dibandingkan dengan Lin Dan. Mereka sama-sama bermain menggunakan tangan kiri. Gelar dan pencapaiannya jelas menempatkannya di puncak untuk disebut sebagai Raja bulutangkis selanjutnya.

Momota telah mengatasi banyak hal dalam karirnya, dari pelarangan bermain hingga kecelakaan mobil. Ia bertanding sebagai yang terfavorit dan seringkali tidak mengecewakan ekspektasi orang banyak.

Ia bergaya dan suka berpenampilan menarik. Kita sering melihatnya dengan rambut rapi di lapangan. Dan saat di luar lapangan, ia memakai pakaian desainer seperti Givenchy dan membeli aksesoris seperti jam tangan. Ia memiliki kualitas bintang dalam dirinya. Ia juga memiliki aura yang sama dengan Lin Dan, meskipun dengan gayanya sendiri.

2. Shi Yu Qi, 24, Tiongkok.

Peringkat saat ini 9

Shi Yu Qi adalah pembawa bendera terbaru bulutangkis Tiongkok. Dengan bertambahnya usia Chen Long, Yu Qi telah berhasil mempertahankan posisinya dan membuktikan bahwa dirinya layak untuk melanjutkan tradisi bulutangkis Tiongkok dengan gelar-gelar besar seperti All England dan World Tour Finals. Ia adalah investasi terbaik yang dimiliki Tiongkok saat ini.

Yu Qi, 24, memiliki keseimbangan yang baik antara serangan dan pertahanan, hingga sering dibandingkan dengan pelatihnya Xia Xuanze. Ia merupakan penolong bagi Tiongkok saat merebut kembali Piala Thomas di tahun 2018 dan memenangkan Piala Sudirman tahun 2019.

Cedera pergelangan kakinya saat Juli 2019 terjadi pada saat yang tidak menguntungkan. Barangkali, merebaknya COVID-19 hingga berefek ke bulutangkis internasional menjadi berkah baginya.

3. Viktor Axelsen, 26, Denmark.

Peringkat saat ini 4

Viktor Axelsen adalah pemain top yang muncul dari Eropa setelah Peter Gade di sektor tunggal putra. Ia adalah pemain Eropa pertama yang menjadi juara dunia junior. Ia tentu menjadi calon paling ideal untuk menggantikan Raja Peter Gade.

Di 2017, Axelsen menjadi orang Denmark ketiga yang menjadi juara dunia setelah mengalahkan Lin Dan di final di Glasgow. Ia memenangi Super Series Finals di tahun yang sama.

Namun, Axelsen telah dihalangi serangkaian cedera selama dua tahun terakhir, termasuk pangkal paha, pergelangan kaki, dan kaki. Ia mengalami pasang surut dalam karir.

Mengangkat gelar All England di awal tahun ini tentu meningkatkan kepercayaan dirinya. Sang peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 ini akan memanfaatkan pengalaman bermainnya di Olimpiade tahun depan di Tokyo.

  1. Anthony Sinisuka Ginting, 23, Indonesia

Peringkat saat ini 6

Dengan pensiunnya Taufik Hidayat di 2013; penggemar bulutangkis Indonesia mencari pemain berikutnya untuk mengisi posisinya. Lalu, Anthony Ginting muncul.

Ginting merupakan pemain yang cepat, ia bisa menyerang dan gaya bermainnya bisa dideskripsikan sebagai eksplosif. Ia sangat mungkin menjadi pemain satu-satunya di lapangan yang membuat juara dunia dua kali Momota kesulitan di setiap pertandingan yang ia mainkan. Banyak ahli bulutangkis memberikan catatan pada kecepatan Ginting, yang membuat Momota kesulitan mengontrolnya.

Walaupun Momota memiliki rekor pertemuan 11-4 melawannya, persaingan mereka di lapangan sering dibandingkan dengan persaingan Lin Dan-Lee Chong Wei.

Satu kritik yang dimiliki oleh Ginting yaitu ketidakmampuannya mengubah kemenangan menjadi gelar. Hal ini sering dikatakan oleh komentator BWF Steen Pedersen kalau Ginting memiliki kemampuan untuk mengalahkan siapapun di hari apapun, namun kurangnya konsistensi sering membuatnya gagal.

Honourable mention.

Lee Zii Jia, 22, Malaysia

Peringkat saat ini 10

Walaupun masuknya Lee Zii Jia dalam daftar ini tanpa memiliki banyak pengalaman di panggung internasional, tentu ia memiliki kualitas untuk menjadi seorang Raja. Dalam waktu singkat, ia bisa naik ke peringkat 10 besar.

Naik daunnya Lee merupakan perjalanan yang tidak mudah dan perkembangannya menjadi eksponensial. Ketenarannya melonjak setelah Lee Chong Wei pensiun. Pertandingan semifinal melawan Viktor Axelsen di All England 2020 merupakan pertandingan yang layak untuk disebut sebagai babak final.

Lee memiliki tanggung jawab besar. Mengikuti kesuksesan dan status yang telah diraih oleh Lee Chong Wei tentu bukan sesuatu yang mudah.