“Ledakan dari masa lalu” –  inilah tepatny komentator BWF Steen Pedersen memberi julukan bagi pasangan Korea Lee Yong Dae dan Kim Gi Jung dalam akun twitternya.

Kita terakhir kali melihat bintang ganda putra Lee Yong Dae naik ke podium pada ajang  Macau Open 2018. Ia dan pasangannya Kim Gi Jung tidak lagi menyabet gelar apapun setelahnya. Kendati mereka melakoni serentetan turnamen, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Capaian terbaik mereka hanya semifinal US Open 2019 Super 300.  

Namun paceklik usai setelah ganda Korea ini berlaga di Malaysia Masters pekan lalu. Mereka keluar sebagai juara kala tidak ada satu pun di dunia ini memprediksikannya.

Aksinya di lapangan mengingatkan kita pada masa kejayaannya. Bola-bola drive pola permainan bola datarnya membuat para komentator terkagum-kagum. Penonton di Axiata Arena serentak meneriakkan namanya dan itu membuat pasangan Korea ini seperti main di tanah air mereka.

Kim Gi Jung berbicara kepada BWF, “Saya sudah sering bertanding di Malaysia, namun kali ini teriakannya sangat bagus. Sewaktu kami masuk ke lapangan, sorak sorai penonton memberi suntingan semangat bagi kita dan itu juga yang membuat kami mau memenangkan turnamen ini. Bahwa dengan mampunya kami menang membuat kami ingin berterimakasih banyak kepada penton.”

Ini adalah gelar BWF Sorld Tour Super 500 perdana mereka sekaligus gelar ketiga sejak mereka berpasangan. Dengan kemenangan ini, Lee dan Kim menjadi pasangan Korea pertama yang menyabet gelar ganda putra di Malaysia Masters.

Turnamen tersebut juga jadi cerita tersendiri bagi lee dan kim. Mereka dipromosikan dari babak kualifikasi ke drawing utama menyusul mundurnya Takuro Hoki dan Yugo Kobayashi. Mereka tak temui kesulitan berarti saat menganbdaskan perlawanan  ganda Taiwan Lu Ching Yao dan yang Po Han di babak utama.

Kejutan berikutnya adalah di babak kedua. Mereka memulangkan no. 3 dunia Takeshi kamura dan Keigo Sonoda dalam dua game telak. Banyak yang berpikir ini kebetulan belaka.

Lalu mereka mengandaskan jagoan tuan rumah Teo Ee Yi dan Ong Yew Sin dalam laga a lot perempat final dengan skor 19-21, 21-15, 22-20.

Di semifinal, mereka berhadapan dengan peraih perak Asian Games Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Usai kehilangan game pertama, mereka tertinggal 18-19 di game kedua. Seolah bakal jadi akhir cerita duo asal Negeri Ginseng ini. Namun, secara mengejutkan keduanya menyusul hingga memenangi laga a lot 14-21, 21-19, 21-15 di game penutup.

Laga final nyatanya menyuguhkan cerita berbeda. Sepanjang pertandingan, Duo ‘Menara Kembar’ China – Li Jin Hui dan Liu Yu Chen dikontrol Lee dan Kim. Tembok pertahanan yang dulit dirubuhkan dan variasi pola yang diterapkan menuntun mereka jadi juara.

Memenangkan turnamen pertama BWF tahun ini – sungguh start yang luar biasa bagi Lee Yong Dae dan Kim Gi Jung. Para penggemar Lee Yong Dae di seluruh dunia berharap mereka lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

“Ini adalah tahun Olimpiade, kami belum punya banyak poin, namun masih ada waktu. Kami akan terus berlatih dan bekerja keras dan merencanakan apa yang akan kami lakukan di sisa musim ini,” tutur Kim.

Kita tidak tahu pasti apakah Lee Yong Dae & Kim Gi Jung mampu kembali ke performa cemerlang lagi. 2020 baru saja mulai, banyak yang belum terkuak.

Penulis: Daungjai Tangsayan

Penulis Rekan: Koijam K