Saat dipanggil Minions, mereka berkata, “kita senang-senang saja.”

Pasangan No. 1 dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon serta pasangan No. 2 dunia Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan saling menghormati satu sama lain. Pasangan-pasangan tersebut dijuluki Minions dan Daddies oleh para penggemar mereka dari seluruh dunia.

Melalui situs Olympic Channel, pasangan tersebut berbagi pemikiran dan komentar mengenai kekuatan masing-masing.

Berbeda generasi, saling memuji.

Walaupun berbeda generasi, kedua pasangan ini saling mengisi dalam menjadi lumbung prestasi bagi bulutangkis Indonesia. Namun dalam hal gelar juara dunia, Minions belum bisa menyamai seniornya tersebut.

Hendra mengatakan Minions hanya kurang beruntung dalam hal Kejuaraan Dunia dan menambahkan, “Saya rasa masih ada Kevin dan Gideon, mereka tetap yang terbaik, cuma mungkin mereka belum dapat saja di World Champion tahun ini.”

Gideon berkata, “Kalau dibilang sebagai the best men’s doubles in the world ya belum, dulu-dulu masih banyak yang juga bagus.”

Head to head.

Minions unggul dalam rekor head to head melawan Daddies, 11-2.

Gideon berkomentar, “Kalau di bulutangkis kita enggak bisa pastikan sudah menang berapa kali head to headnya terus kita sudah tahu kuncinya buat menang, enggak bisa. Soalnya setiap main beda-beda, hallnya juga juga lain, shuttlecocknya kadang-kadang beda, jadinya itu faktor yang sangat berpengaruh dalam setiap match.”

Kevin menambahkan, “Mereka pemain yang tenang. Mereka punya skill, ketenangan, dan pengalaman yang luar biasa.”

Apa pendapat Daddies tentang keunggulan head-to-head Minions?

Hendra berkata, “Mungkin perbedaannya mereka lebih cepat dari kita, terutama karena mereka umurnya masih muda, jauh dari muda dari kita, pasti lebih cepat dan lebih powerful.”

Ahsan menyebutkan bahwa strategi mereka saat bermain melawan kompatriot yang lebih muda itu adalah fokus pada penempatan bola.

Daddies adalah role model bagi Minions.

Kevin: “Kita selalu latihan bersama setiap hari di national team dan mereka role model kita juga. Dulu waktu kita belum jadi apa-apa, mereka sudah juara-juara terus jadinya panutan kita juga.”

Marcus: “Mereka juga menginspirasi kita karena mereka juga sangat baik dulunya, bisa maintain di top level lama. Jadi kita juga harus belajar banyak dari mereka karena bisa maintain di top 5 lama, bisa comeback ke atas lagi, sudah bertukar partner terus main lagi.”