Mundurnya tim Indonesia secara paksa dari All England 2021 disambut dengan kekecewaan dari berbagai pihak, terutama para pemain yang merasa sangat dirugikan persiapannya. Hampir semua orang di kubu Indonesia menyuarakan kekecewaan mereka di media sosial.

Anthony Sinisuka Ginting sangat terpukul dengan pengunduran dirinya dari turnamen bergengsi tersebut. Ia menyerukan kepada BWF untuk meminta pembentukan sebuah peraturan standar Covid-19 yang mencakup “protokol kesehatan dari berbagai negara” tempat turnamen diselenggarakan.

Protokol kesehatan yang diterapkan di kejuaraan All England berbeda dengan yang diterapkan di turnamen-turnamen Thailand (Januari). Di Thailand, para pemain diharuskan menjalani karantina selama dua minggu, sedangkan di Birmingham, tidak diperlukan karantina. Sebagian besar tim peserta termasuk tim Indonesia tiba di Birmingham pada hari Sabtu atau Minggu, hanya 3 hari sebelum turnamen.

Situasi ini mungkin dapat dihindari jika masa karantina minimal 10 hari dibuat menjadi wajib (seperti yang disyaratkan oleh NHS, Pemerintah Inggris).

Melalui postingannya di media sosial, Ginting mempertanyakan BWF dengan menyatakan, “Kita pastinya mau membantu BWF buat merealisasikan biar turnamen badminton tetap berjalan. Tapi kalau kejadian kaya gini gimana?

“Di depan masih banyak pertandingan yang besar, ada Olympic, Thomas dan Uber Cup, Sudirman Cup dan lain-lain. Ga lucu kalau kejadian kaya gini keulang lagi di pertandingan-pertandingan ke depan.”

Players in this article