“Saya rasa itu adalah kesalahan besar dari pihak penyelenggara serta Lakshya karena protokolnya tidak benar-benar diikuti.”

SaarLorLux Open adalah turnamen terakhir tahun ini di mana para pemain bisa mengumpulkan poin peringkat. Tetapi turnamen tersebut ternyata menjadi mimpi buruk bagi tiga pemain India, Ajay Jayaram, Subhankar Dey dan Lakshya Sen.

Setelah ayah Sen didiagnosis Covid-19, ketiga pemain tersebut diminta untuk mundur dari turnamen dan masuk karantina.

Jayaram terang-terangan kepada News Click tentang bagaimana situasi itu muncul dan bagaimana ia mengatasi situasi di Jerman.

Jayaram mengatakan bahwa kompatriotnya Lakshya Sen tidak memperhitungkan protokol yang ditetapkan oleh penyelenggara dan secara terbuka berkeliaran di sekitar area hotel. Ia juga mengatakan bahwa penyelenggara turnamen tidak tegas dalam menegakkan aturan dan regulasi.

“Kami seharusnya mengikuti tes sebelum atau pada saat kedatangan ke turnamen. Sementara Subhankar dan saya mengikutinya dengan benar, namun Lakshya tidak. Ia mengikuti tes dua hari setelah ia tiba dan panitia tidak menerima hasil tes negatifnya. Selain itu ia berkeliling di sekitar hotel.”

Ia melanjutkan bahwa ketika penyelenggara mengecek hasilnya dan DK Sen (ayah sekaligus pelatih Sen) dinyatakan positif, penyelenggara membuat keputusan tergesa-gesa untuk meminta mereka mundur dari turnamen dan menjalani karantina.

Jayaram yang tampak kecewa: “Maksud saya setelah berusaha keras hanya untuk sampai ke sana dan berada di sana selama tiga minggu jadi kekecewaan itu agak sulit ditangani karena itu tidak pernah terjadi bahwa kami berada di turnamen dan tidak bisa bermain.”

Rekomendasi: Ketiga pemain India termasuk staf pulang dari Jerman

Jayaram dan yang lainnya telah kembali ke negara asal dan berharap untuk berkompetisi di tur Asia pada Januari.