Pembatalan Korea Open dan Chinese Taipei Open baru-baru ini disambut dengan kekecewaan oleh para pecinta bulutangkis. Tetapi bagi para pemain independen seperti Goh Soon Huat dan Shevon Lai Jemie, ini lebih dari sekadar kekecewaan karena mereka menderita kerugian finansial dan tekanan emosional.

Soon Huat mengatakan kepada The Star, “Saya pikir kami masih memiliki Taiwan Open sebagai sebuah alternatif setelah Korean Open dibatalkan. Tetapi sekarang, kami tidak punya apa-apa lagi.

“Ini mengecewakan bukan hanya karena kami tidak bisa berkompetisi. Kami kesal karena kami telah menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan semua pemesanan demi dua turnamen.”

Turnamen terakhir yang dimainkan oleh Soon Huat dan Shevon Jemie adalah Kejuaraan All England 2021, yang juga merupakan turnamen pertama yang mereka tanggung biayanya sendiri setelah dikeluarkan dari Asosiasi Bulutangkis Malaysia.

“Untuk Korean Open, kami rugi lebih dari RM 2000 (sekitar Rp 6,8 juta) karena tiket penerbangan yang tidak bisa dikembalikan. Untungnya, kami belum membeli tiket ke Taiwan, jika tidak maka akan menimbulkan kerugian lebih jauh,” ujar Soon Huat ketika berbicara tentang kerugian finansial yang mereka derita.

Pembatalan turnamen mungkin masih memiliki aspek positif bagi pasangan No. 13 dunia tersebut meskipun mereka masih kesulitan untuk menemukan tempat latihan yang layak di tengah pandemi setelah menjadi pemain independen. Ini akan memberi mereka waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik demi turnamen-turnamen berikutnya di Eropa.