Jarang kita menyaksikan para pemain bulutangkis terkena hukuman. Kita hampir tidak melihat kartu merah di olahraga ini. Namun bukan berarti hal itu tidak terjadi.

Para pemain dihukum dalam olahraga karena berbagai alasan. Salah satu alasan paling umum untuk mendapatkan hukuman adalah pengaturan pertandingan. Pengaturan pertandingan terjadi di semua olahraga dan bulutangkis bukan tidak tersentuh olehnya.

Hari ini, kami menunjukkan daftar pemain yang dihukum oleh BWF.

Peringatan: Para pemain yang dihukum oleh tim nasional/asosiasi tidak ditampilkan di sini. (Jadi jangan mencari Kento Momota di sini)

1.    Lee Chong Wei (Malaysia)

Pada April 2015, Lee Chong Wei dijatuhi hukuman delapan bulan karena menggunakan obat Dexamethasone. Ini adalah obat terlarang di bawah Undang-Undang Anti-Doping BWF 2009.

Tetapi hukuman Lee ditarik kembali ke Agustus 2014, saat ia terdeteksi dengan zat terlarang di Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen. Dan ia kembali ke lapangan hanya sebulan setelah keputusan resmi soal hukuman dibuat.

Rekomendasi: Dexamethasone, obat dari kasus doping Lee Chong Wei ditemukan sebagai penyelamat melawan Covid-19

BWF dalam pernyataannya menyatakan: “Panel ini bukanlah kasus doping dengan tujuan menipu.” Itu dianggap sebagai kasus kelalaian.

2.    Chen Lu (Tiongkok)

Chen diberikan hukuman pada 7 Desember 2019 oleh BWF karena doping. Ia dilarang berpartisipasi di turnamen hingga 5 Februari 2021.

Sesuai laporan, ia melanggar aturan doping Badan Anti-Doping Tiongkok (CHINADA) pada tahun 2019. Ia menggunakan zat yang dikenal sebagai hidroklorotiazid. Obat diuretik seperti ini membantu mengurangi berat badan dengan meningkatkan aliran urin dan ekskresi natrium. Itu bisa menyembunyikan keberadaan obat-obatan terlarang lainnya di dalam tubuh sehingga membuat tes doping menjadi tidak efektif.

Rekomendasi: Langgar aturan Badan Anti Doping Tiongkok, Chen Lu tidak bisa bermain sampai tahun depan

3.    Zulfadi Zulkiffli (Malaysia)

Zulfadli Zulkiffli dihukum selama 20 tahun pada 12 Januari 2018 karena pengaturan pertandingan. Ia adalah salah satu dari dua pemain Malaysia yang mendapat hukuman jangka panjang oleh BWF pada 2018.

Ia tidak bisa memegang jabatan administratif apa pun, tidak bisa menjadi pelatih, tidak bisa memimpin pertandingan atau menjadi bagian dari fungsi pengembangan apa pun.

Kedua pemain “terlibat dalam pelanggaran korupsi selama periode yang signifikan dan jumlah turnamen yang signifikan” sejak tahun 2013 tetapi Zulfadli telah “melakukan lebih banyak pelanggaran dalam jangka waktu yang lebih lama daripada Tan (Chun Seang)” dan telah “terbukti telah memanipulasi hasil dari empat pertandingan”, ujar BWF dalam pernyataannya.

Ia juga didenda 25,000 dollar AS.

Rekomendasi: Dua tahun setelah skandal pengaturan pertandingan, ada panggilan tidak dikenal di BAM

4. Tan Chun Seang (Malaysia)

Tan Chun Seang diberi hukuman 15 tahun pada 12 Januari 2018 karena pengaturan pertandingan.

Seperti Zulkiffli, ia diskors dari turnamen di bawah BWF. Ia tidak bisa memegang jabatan administratif apa pun, tidak bisa menjadi pelatih, tidak bisa memimpin pertandingan atau menjadi bagian dari fungsi pengembangan apa pun.

Ia didenda sebesar 15,000 dollar AS.

5. Joachim Persson (Denmark)

Joachim Persson dihukum selama 18 bulan pada 18 Maret 2019 sehubungan dengan pengaturan pertandingan.

Ia dilarang untuk semua turnamen bulutangkis dan mengambil pekerjaan sebagai pelatih atau administrasi.

Situasinya sedikit rumit jika dibandingkan dengan dua orang Malaysia di daftar tersebut. Menurut Persson, hukuman 18 bulan untuknya terlalu keras dan menurutnya BWF ingin menjadikannya contoh untuk mengirim pesan yang tegas kepada yang lain.

Rekomendasi: Larangan Pengaturan Pertandingan Joachim Persson – cerita lengkap

Ia didenda 4,500 dollar AS.

6. Bodin Isara (Thailand)

Bodin Isara dilarang bermain selama dua tahun setelah perkelahiannya yang buruk di lapangan dengan kompatriot Maneepong Jongjit di Canada Open 2013. Isara mengejar Jongjit di sekitar arena dan memukulinya di depan seluruh stadion.

Jongjit dan Isara adalah partner di Olimpiade London 2012 di mana mereka mencapai babak perempat final. Pertandingan di Kanada tersebut merupakan pertama kali mereka bertemu sebagai tim lawan setelah terpisah pada 2012 lalu.

“Semua yang kami lakukan dalam 60 tahun runtuh hanya karena satu orang. Dalam enam dekade berada di olahraga ini, saya belum pernah melihat kasus yang lebih kejam dari ini,” kata Asosiasi Bulutangkis Thailand seperti dikutip oleh media Thailand.

BWF mendakwanya melakukan penganiayaan fisik dan perilaku yang bertentangan dengan integritas bulutangkis.

7. Maneepong Jongjit (Thailand)

Maneepong Jongjit dihukum selama tiga bulan setelah perkelahiannya di lapangan dengan Bodin Isara pada 2013.

BWF mendakwa Jongjit dengan perilaku tidak pantas, pelecehan verbal dan perilaku tidak sportif.

Baik Isara dan Jongjit telah meminta maaf kepada publik.

Sejak itu mereka mengubur pertarungan buruk di masa lalu dan menjadi teman dekat lagi. Mereka berpasangan sebagai partner di sektor ganda dan mencapai final turnamen Spain Masters Super 300 pada tahun 2018.