Mantan pelatih juara dunia PV Sindhu, Kim Ji Hyun dalam wawancara teranyarnya membicarakan ihwal masa melatihnya yang begitu singkat di India. Ia menggambarkan sebuah fenomena di mana ia pikir PV Sindhu “kejam”.

Video tersebut diunggah satu kanal bernama “장기린의 배드민턴” di youtube.

Kim Ji Hyun secara mengejutkan hengkang dari pelatnas India segera setelah PV Sindhu meraih emas juara dunia di Basel. Setelahnya, ia bergabung dengan Klub Bulu Tangkis AP di Taiwan.

Berikut kutipan singkat wawancara di mana ia menyinggung soal Sindhu.

Jang (pemandu acara): Sebelum ke Taiwan, anda di India selama 6 bulan, dan dalam kurun waktu ini, anda membuat gebrakan besar. Sindhu, sang  pebulutangkis India. Ia memenangkan Kejuaraan Dunia tahun ini. Anda adalah pelatih yang membantu India menyabet emas Kejuaraan Dunia untuk kali pertamanya dalam sejarah. Anda sama terkenalnya dengan Park Hang Seo di Vietnam (Pelatih asal Korsel yang memimpin dunia sepak bola Vietnam dengan sangat luar biasa).

Kim: Saya banyak berlatih dengan Sindhu. Dia pemain kuat dan pergerakan kakinya mantap, tapi dia tidak punya banyak skill. Saya menganalisa pertandingan dia sebelumnya dan mengatakan, “lakukan ini, kalau bola datangnya ke arah sini” sebelum dia mulai main. Hal tersebut sebetulnya berhasil dan dia melakukannya dengan baik di lapangan. Sindhu mulai memenangkan beberapa pertandingan, dan mulai percaya sama saya. Sebelum kami berangkat ke Kejuaraan Dunia, kondisi kesehatan saya menurun. Saya ke rumah sakit dan diinfus sebanyak lima kali, tapi tidak ada satu pun yang menjenguk saya. Sindhu hanya berucap, “Kenapa anda kembali melatih saya?” Jadi saya berpikir kalau dia itu kejam dan hanya butuh saya ketika latihan. Selepas menang emas di Kejuaraan Dunia, kami seharusnya balik bareng ke India karena kami melakukan hal serupa waktu berangkat. Tapi dia meminta saya kembali ke India sendirian. Saya nanya, “Kenapa saya harus balik sendiri? Kamu gimana?”. Dia bilang masih ada penerimaan hadiah. Saya bilang “Apa kamu ninggalin saya sehabis menang?” (dengan nada menyindir) lalu dia menjawab, “Oh, Coach. Oke. Oke.” Kalau saja saya tidak bilang begitu, saya tidak akan menyaksikan prosesi penyerahan medali dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Jang: Orang-orang di India mencintai anda. Tapi ada di antara para pelatih yang iri dan cemburu. Saya tidak tahu banyak soal Sindhu. Tapi menurut apa yang anda sampaikan, saya pikir dia menang karena dia sendiri hebat. Tapi faktanya, para pemain mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya juga berkat pelatih. Tanpa pelatih, para pemain tidak bisa membangun kemampuan mereka.

Kim: Saya ke India karena ingin tahu suatu hal. Tapi tidak ada yang didapat. Kita harus latihan dengan pola pikir positif dan saling bantu dalam tim, tapi yang ada malah iri dan cemburu. Dan juga, apa yang mereka pedulikan adalah bagaimana kita mampu mengikuti pelatih yang lain dan meniru metode pelatihannya. Ketika anda melatih seorang pemain, semua orang hanya menirunya. Seharusnya saya senang berada di gim (pusat latihan) tapi…

Ini adalah ungkapan menggemparkan dari sang pelatih Korea Selatan. Memang perlu digarisbawahi bahwa beberapa pelatih asing hengkang dari pelatnas India dalam dua tahun terakhir. Semua menyitir alasan pribadi dan kini melatih di tempat lain, seperti Kim.

Video asli dalam Bahasa Korea bisa diakses melalui link di bawah ini