Jonatan Christie melakukan bincang santai bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali di live Instagram kemarin. Banyak cerita dibagikan mulai dari awal terjun ke bulutangkis hingga bagaimana ia menghadapi pertandingannya melawan Anthony Ginting di turnamen dan apa yang ingin ia raih.

Tidak terasa hampir tiga bulan para pemain seperti Jonatan dan kawan-kawan berada di pelatnas PBSI Cipayung selama pandemi Corona dan tidak pulang ke rumah. Walaupun ada duka yang dirasakan seperti rasa rindu keluarga, Jonatan mengungkapkan beberapa hal positif yang ia dapat seperti bisa fokus latihan, menjaga kondisi, dan makan dengan gizi yang terjaga.

Q: Coba ceritakan, banyak yang tahu kamu mulai dikenal orang sudah berprestasi luar biasa. Artinya banyak yang kenal Jonatan ketika menonton turnamen baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Tapi saya yakin banyak yang belum tahu soal cerita bagaimana awal ke cabang olahraga ini. Padahal kalau dilihat dari tinggi badan memungkinkan untuk bisa juga di cabang olahraga yang lain bukan hanya di bulutangkis. A: Sebenarnya awalnya bukan saya tidak suka (cabang olahraga lain), tetapi lebih diarahkan ayah untuk di dunia bulutangkis. Latar belakang ayah pada waktu itu atlet juga dulu, ia atlet sepakbola. Bermula dari sekolah dasar, waktu itu ada ekstrakurikuler, di situ ada sepakbola, bulutangkis, dan basket. Biasanya kalau ekstrakurikuler dilakukan setelah pulang sekolah yang pastinya siang. Kenapa ayah memilih bulutangkis? Karena pertama takut anaknya hitam (terkena panas matahari). Kasihan dengan anaknya siang-siang kepanasan. Ayah sempat tidak didukung oleh orang tua untuk menjadi atlet, makanya ia punya ambisi untuk menjadikan saya seorang atlet.

Q: Siapa pelatih yang sejak awal berjasa buat kamu? A: Ada dua, yang pertama namanya Pak Harto, ia yang melatih saya waktu di klub kecil. Lalu yang kedua Coach Hendry Saputra, pelatih saya sekarang.

Q: Turnamen yang kamu rasa paling berat? A: Asian Games 2018, karena bermain di rumah sendiri jadi ingin menampilkan yang terbaik pastinya. Tekanannya luar biasa. Selain itu turnamen di Jepang dan Paris lumayan menjadi tugas berat juga.

Q: Ada rencana main sinetron atau film? A: Untuk main sinetron atau film tidak karena fokusnya sekarang ke bulutangkis.

Q: Negara mana yang kemajuan bulutangkisnya sekarang mulai agak bagus? A: Yang pesat menurut saya Jepang, bukan hanya di sektor tunggal putra tapi di seluruh sektor baik putra dan putri mereka benar-benar meningkat cukup pesat.

Q: Dengan Anthony, kalau bertemu (saling melawan) di pertandingan bagaimana? A: Saya pertama kali masuk pelatnas satu kamar dengan Anthony bahkan sampai saat ini pun saya masih satu kamar dengannya. Waktu kami turnamen di luar, saya juga sekamar dengannya. Jadi terpaksa malamnya (sebelum pertandingan) diam-diaman dulu. Setelah bertanding kembali seperti biasa.

Jonatan menyampaikan beberapa pesannya untuk para penonton. Untuk anak-anak, ia berkata kalau menjadi atlet itu seru walaupun agak melelahkan. Ia juga berharap agar orang tua mendukung minat anak karena dukungan dari orang tua sangat penting. Ia juga menginginkan pemerintah memberikan jaminan pensiun untuk para atlet berprestasi.

Motivasi terbesar yang dimiliki Jonatan saat ini adalah menjadi berkat untuk orang lain. Dalam artian talentanya di bulutangkis, ia ingin memberikan yang terbaik untuk bulutangkis, mendapat rezeki dari bulutangkis, dan bisa menjadi berkat untuk orang lain lewat bulutangkis.